Direktori Ketua PWM
Memo, Shofwan (Padang, 24/1/2017)
Jangan sebarkan hoax
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasikmembawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 6).
Pada saatnya kita tak bisa mengatakan bahwa meneruskan dari grup sebelah. Yg menulisnya kita, grup sebelah tentu tanggungjawab mereka sendiri.
Kita semua sedang galau melihat perkembangan umat dan bangsa, tetapi tetap hati2, waspada dan arif. Ini sudah jangka panjang. Suharto jatuh diujunng masa jayanya kala dekat dg umat Islam. Thn 1992, mendiang Wk Ketua PP Muh Lukman Harun mencatat 17 indikator Islam mulai diperhatikan dan diberi peluang.
Di anataranya, berdirinya ICMI 1990. Bank Muamalat belakanngan menjadi Bank Syariah dg mengubah UU Perbankan yg lebih akomodatif kepada aura muamalah-syariat Islam. Kesetaraan Hakim agama dg publik. UU Zakat. Suharto dan Bu Tin naik haji. Banyak tokoh Islam yg masuk ke Senayan. Banyak Menteri yg dekat dg Ormas Islam dan program keumatan yg meningkat. Ekonomi kerakyatan dicanangkan, di mana itu artinya perhatian kepada 80% rakayat Indonesia, umat Islam berekonomi lemah. Dan seterusnya.
Kekuarangan Suharto pada masa itu, meski sudah dekat dengan umat Islam, tetap dianggap otoriter. Tuduhan seperti itu datang dari pihak yg th 1990-an sedang semarak mengagumi isu global. Isa demokratisasi, HAM dan Isu Lingkungan.
Padahal waktu itu, kerjasama birokrat-teknokrat-militer-profesional sangat kuat. Masuklah goyangan dari dunia internasioal. Waktu itu pihak asing menyelinap dan merayap di bawah tanah.
Melalui kelompok keritis mereka masuk ke jantung triumvurat yg tadi kompak. Terjadi krisis ekonomi dunia dan Indonesia sangat parah.
Let pihak sing dan kritis dalam negeri, semua orang diberi kepahaman bahwa Suharto tidak ada yg baik, semua buruk. Tidak ada yg bela Suharto. Ulama dan tokoh Islam pun berseberangan dengan Suharto.
Bahkan Habibi yg dianggap pro Islam dilibas, tak diterima pertanggungan jawabnya selama 17 bulan pegang kuasa Presiden. Habibi mundur sehingga naiklahrezim baru.
Singkat cerita mari kita bersiap menerima siklus sejarah berikutnya dengan tetap mencermati, berkomunikasi, berkoordinasii dengan tenang, arif dan cerdas.
Kadang-kadang dalam situasi tak menentu, tidak jelas lawan dan kawan. Banyak tokoh bahkan kalangan awam sedang galau setelah dengar dan baca berbagain inu mutakhir. Termasuk perkembangan global.
Pidato Donald Trump (DT) kemarin lusa yg menyebut akan mengajak dunia melibas Islam Radical, dalam satu kalimat. Padahal Amerika di bawah DT dikesankan oleh media internasional menarik diri dari berbagai gaya yg selama ini ingin mengontrol dunia utk kembali fokus ke dalam membesarkan Amerika.
Banyak yang paham bahwa secara ideologis Partai Republik, partai DT selama ini dikesankan memupuk kapitalis korporat dunia ke tangannya. Partai Repbuklik dianggap berobsesi kuasi dunia dg kekuatan militernya danseterusnya.
Nah kalau benar DT tarik diri dari palanta dunia, maka benarlah asumsi bahwa dunia akan dan sedang dipegang Rusia dan Tiongkok. Sekarang yg paling gelisah bukan hanya negara-negara di regional ASEAN, tetapi lebih-lebih lagi Aliansi Eropa (UE). Wah terlalu panjang maaf. Masih banyak lagi dalam kepala penulis memo ini yg galau. Tetapi sementara itu dulu. ***